Bukan hanya Nick Furry dengan inisiasi The Avengers-nya, para pesulap Indonesia juga melakukan inisiasi besar-besaran. Berpayung di bawah nama Indonesia’s Greatest Magic (IGM), 12 performer yang diundang khusus untuk tampil di hadapan sekitar 100 magician yang datang dari berbagai penjuru Indonesia pun digelar siang hingga malam hari. Mulai dari Cherry, pesulap berusia 9 tahun; Ketvy Amazy, penerima penghargaan internasional; Tara Kardha, laserman pertama di Asia; Bow Vermon, pemegang rekor dunia untuk sulap terlama; Ken Fantasy, alumni finalis The Master; Abel Brata pemegang rekor dunia rubik; atau Rynku Viceroy, yang diakui banyak pesulap sebagai sleight of hand artist terbaik.
“Acara ini kami jalankan semata-mata berdasarkan kerinduan akan perlakuan yang layak akan seni sulap. Sudah cukup lama sejak kebangkitan dunia sulap tahun 2009, lalu tidak adanya perkembangannya lagi. Semua berlomba masuk TV, tanpa berfokus pada seni sulapnya itu sendiri. IGM mencoba mengembalikan esensi sulap yang membuat kami jatuh cinta pada seni ini pada awalnya,” jelas Jiban, sang co-creator proyek ini. Kerinduan apa yang ingin dipuaskan oleh para inisiator ini ?
Yang pertama adalah kerinduan akan skill sulap itu sendiri. IGM menampilkan para pesulap yang dianggap memiliki ketrampilan terbaik di bidangnya. “Salah satu yang mau kita hindari adalah pesulap yang memiliki 1000 trik, tapi tidak ada satupun yang benar-benar dikuasai dan dipahami. Yang kami undang ke IGM adalah para performer yang hanya memiliki satu trik, tapi sudah ditampilkan 1000 kali, sehingga setiap esensi gerakan, langkah, dan konsepnya sudah melekat dan dapat ditampilkan dengan sempurna,” jelas Halim Sugiarto, co-creator IGM yang lain. Hal ini menyikapi akan kondisi TV-magician yang memiliki tuntutan yang sangat tinggi untuk memainkan trik yang berbeda di tiap episodenya.
Berikutnya adalah perlakuan yang eksklusif pada pertunjukannya. Biasanya pesulap akan menyesuaikan keadaan panggung di mana dia diundang. Semua tata lampu, keadaan panggung dan setting sound system akan berbagi setting dengan pengisi acara lainnya. “Di IGM, kami menyediakan kebutuhan tersebut buat para performernya. Tiap performernya dipersilakan me-request kebutuhan panggung sesuai rancangan ideal mereka. Sedapat mungkin kita sediakan,” jelas Halim. Terbukti para performer dan para magician yang hadir “seketika” merasakan perlakuan tersebut. Tidak sedikit ucapan “Kapan ada lagi? Mau ikutan dong!” terlontar pada panitia hari itu.
Secara showmanship, IGM memiliki aturan agar tidak melenceng dari seni pertunjukan sulap murni. “Tiap performance tidak boleh lebih dari 5 menit,” jelas Halim lagi. Hal ini sengaja dicanangkan untuk menggarisbawahi sulap sebagai sajian utama.
“Sementara sulap di TV bisa berdurasi 30 menit untuk satu trik, yang pada akhirnya orang-orang menonton reality TV atau talkshow, sementara sulapnya menjadi bias,” jelas Jiban. “Kalau kita menyalakan TV di menit ke-15, kita tidak bisa memahami trik yang dimainkan. Para performer IGM bisa ditonton kapan saja, di mana saja, dan penonton masih akan tetap menyaksikan pertunjukan sulap yang dapat dinikmati. Mau di pecel lele, apotik atau di tengah-tengah pasar, mau ditonton full, atau sekedar sambil lewat selama beberapa detik, penonton akan langsung paham dan terhibur. Seperti nonton Mr Bean lah,” jelasnya lagi.
Para pesulap senior hadir malam itu, untuk memberikan dukungan. Deddy Corbuzier, Rizuki, Joe Sandy, Rhomedal, Oge Artemus, Denny Darko, Galih Montana, Jeniffer Aiko, dan sekitar 100 magician lainnya turut serta meramaikan suasana. Hari itu menjadi gathering tidak resmi para pesulap Indonesia, salah satu yang terbesar yang pernah diadakan. Selepas menonton IGM, acara dilanjutkan dengan dilaksanakannya magic lecture dari JC Sum dan Babe Ning, pesulap dari Singapura.
Halim pada akhirnya menyimpulkan tentang alasan diadakannya acara ini. “Kami yakin jika seni pertunjukan itu dilakukan dengan serius, dengan telaten, dan tidak hanya mengejar status selebriti tapi melakukannya berdasarkan kecintaan terhadap seni, Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan performer manapun di seluruh dunia,” ujarnya sebagai penutup.