Selasa, 24 Februari 2015

Mau Dibawa Ke Mana Dunia Sulap Kita ?



Bukan hanya Nick Furry dengan inisiasi The Avengers-nya, para pesulap Indonesia juga melakukan inisiasi besar-besaran. Berpayung di bawah nama Indonesia’s Greatest Magic (IGM), 12 performer yang diundang khusus untuk tampil di hadapan sekitar 100 magician yang datang dari berbagai penjuru Indonesia pun digelar siang hingga malam hari. Mulai dari Cherry, pesulap berusia 9 tahun; Ketvy Amazy, penerima penghargaan internasional; Tara Kardha, laserman pertama di Asia; Bow Vermon, pemegang rekor dunia untuk sulap terlama; Ken Fantasy, alumni finalis The Master; Abel Brata pemegang rekor dunia rubik; atau Rynku Viceroy, yang diakui banyak pesulap sebagai sleight of hand artist terbaik.
“Acara ini kami jalankan semata-mata berdasarkan kerinduan akan perlakuan yang layak akan seni sulap. Sudah cukup lama sejak kebangkitan dunia sulap tahun 2009, lalu tidak adanya perkembangannya lagi. Semua berlomba masuk TV, tanpa berfokus pada seni sulapnya itu sendiri. IGM mencoba mengembalikan esensi sulap yang membuat kami jatuh cinta pada seni ini pada awalnya,” jelas Jiban, sang co-creator proyek ini. Kerinduan apa yang ingin dipuaskan oleh para inisiator ini ?
Yang pertama adalah kerinduan akan skill sulap itu sendiri. IGM menampilkan para pesulap yang dianggap memiliki ketrampilan terbaik di bidangnya. “Salah satu yang mau kita hindari adalah pesulap yang memiliki 1000 trik, tapi tidak ada satupun yang benar-benar dikuasai dan dipahami. Yang kami undang ke IGM adalah para performer yang hanya memiliki satu trik, tapi sudah ditampilkan 1000 kali, sehingga setiap esensi gerakan, langkah, dan konsepnya sudah melekat dan dapat ditampilkan dengan sempurna,” jelas Halim Sugiarto, co-creator IGM yang lain. Hal ini menyikapi akan kondisi TV-magician yang memiliki tuntutan yang sangat tinggi untuk memainkan trik yang berbeda di tiap episodenya.  
Berikutnya adalah perlakuan yang eksklusif pada pertunjukannya. Biasanya pesulap akan menyesuaikan keadaan panggung di mana dia diundang. Semua tata lampu, keadaan panggung dan setting sound system akan berbagi setting dengan pengisi acara lainnya. “Di IGM, kami menyediakan kebutuhan tersebut buat para performernya. Tiap performernya dipersilakan me-request kebutuhan panggung sesuai rancangan ideal mereka. Sedapat mungkin kita sediakan,” jelas Halim. Terbukti para performer dan para magician yang hadir “seketika” merasakan perlakuan tersebut. Tidak sedikit ucapan “Kapan ada lagi? Mau ikutan dong!” terlontar pada panitia hari itu.
Secara showmanship, IGM memiliki aturan agar tidak melenceng dari seni pertunjukan sulap murni. “Tiap performance tidak boleh lebih dari 5 menit,” jelas Halim lagi. Hal ini sengaja dicanangkan untuk menggarisbawahi sulap sebagai sajian utama.
“Sementara sulap di TV bisa berdurasi 30 menit untuk satu trik, yang pada akhirnya orang-orang menonton reality TV atau talkshow, sementara sulapnya menjadi bias,” jelas Jiban. “Kalau kita menyalakan TV di menit ke-15, kita tidak bisa memahami trik yang dimainkan. Para performer IGM bisa ditonton kapan saja, di mana saja, dan penonton masih akan tetap menyaksikan pertunjukan sulap yang dapat dinikmati. Mau di pecel lele, apotik atau di tengah-tengah pasar, mau ditonton full, atau sekedar sambil lewat selama beberapa detik, penonton akan langsung paham dan terhibur. Seperti nonton Mr Bean lah,” jelasnya lagi.
Para pesulap senior hadir malam itu, untuk memberikan dukungan. Deddy Corbuzier, Rizuki, Joe Sandy, Rhomedal, Oge Artemus, Denny Darko, Galih Montana, Jeniffer Aiko, dan sekitar 100 magician lainnya turut serta meramaikan suasana. Hari itu menjadi gathering tidak resmi para pesulap Indonesia, salah satu yang terbesar yang pernah diadakan. Selepas menonton IGM, acara dilanjutkan dengan dilaksanakannya magic lecture dari JC Sum dan Babe Ning, pesulap dari Singapura. 
Halim pada akhirnya menyimpulkan tentang alasan diadakannya acara ini. “Kami yakin jika seni pertunjukan itu dilakukan dengan serius, dengan telaten, dan tidak hanya mengejar status selebriti tapi melakukannya berdasarkan kecintaan terhadap seni, Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan performer manapun di seluruh dunia,” ujarnya sebagai penutup.

Selasa, 10 Februari 2015

3 Konsep Psikologi Dalam Pertunjukan Sulap



Dunia magic menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para Psikologis. Yap, cabang ini dianggap sangat dekat dengan penerapan konsep-konsep psikologi dalam bentuk hiburan. Dalam sebuah magic show, sang magician tak hanya memainkan keahlian kecepatan tangannya, namun ia juga bermain dengan psikologi para penonton. Dalam sebuah simposium internasional antara Psikologis dan Magician seluruh dunia, berhasil dirumuskan 3 konsep utama psikologi yang sangat sering diterapkan di dunia magic. Berikut penjelasannya.

1. Pengalihan Perhatian Secara Psikologis (Psychological Misdirection)

Ada dua macam pengalihan perhatian, secara fisik dan secara psikologis. Pengalihan perhatian secara fisik misalkan anda menunjuk ke satu arah. Di saat penonton melihat ke arah tersebut, anda mengeluarkan burung merpati dari objek di arah yang berlawanan.

Pengalihan perhatian secara psikologis, contohnya adalah “solusi semu” yang terjadi di pikiran kita. Otak manusia memiliki kecenderungan untuk memberikan solusi terhadap suatu fenomena berdasarkan suatu hal yang terjadi sebelumnya. Agar tidak berbelit-belit, mari kita lihat video berikut untuk lebih memahami konsep Psychological Misdirection:



Dalam video ini, bukan mata kita yang tertipu oleh gerakan sang pesulap, tapi otak kita yang terperdaya karena sudah mempersiapkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Oleh karena itu, trik magic akan sangat efektif apabila di akhir mampu menghasilkan efek yang sama sekali tidak diduga oleh penonton. Misalkan penonton mengira anda bisa menebak satu kartu yang dipilihnya dari sebuah dek, namun di akhir anda berakting seolah tidak bisa menebak kartu tersebut, namun memunculkan tersebut di lengan anda yang digosok dengan abu.

2. Ilusi Kognitif (Cognitive Illusion)


Beberapa trik memang bisa dilakukan dengan memanipulasi kamera atau dengan menggunakan teknologi canggih. Namun sebetulnya ilusi yang paling luar biasa bisa dicapai hanya dengan memainkan proses berpikir yang terjadi di otak anda (kognitif).

Salah satu proses berpikir yang paling mudah dimainkan adalah “atensi” atau “perhatian”. Pernah melihat salah satu show Romi Rafael, di mana dalam permainannya dia berbicara dan memainkan permainannya sedemikian rupa sehingga anda tidak menyadari ada seseorang berkostum gorila yang masuk ke panggung dan mencuri pisang? Kira-kira begitulah konsep dasarnya. Berikut adalah video yang sangat terkenal dari Richard Wiseman seputar konsep ini:

Intinya, usahakanlah untuk seratus persen menguasai perhatian penonton di atas panggung. Buat suatu performance yang menarik sehingga semua perhatian tertuju kepada anda. Jangan sampai ada penonton yang justru asyik sendiri melihat hal-hal di luar show anda.



3. Mental Forcing

Anda memaksa penonton untuk memilih sesuatu secara tidak sadar. Contoh yang paling mudah adalah “Magician’s Choice”, trik dasar manipulasi pikiran.
Ada juga metode forcing di mana anda ingin memforce kartu As Hati. Anda mengizinkan penonton untuk melihat semua kartu dengan cara me “riffle”-nya, namun dalam waktu yang sempit itu anda memberi waktu yang lebih lama pada kartu As Hati untuk dilihat penonton. Berikuta adalah contoh videonya:
Forcing adalah metode paling ampuh di dalam trik magic, sangat bervariasi, dan bisa diaplikasikan ke berbagai efek. Kuasailah teknik ini dengan baik, maka anda akan bisa memainkan magic kapanpun di manapun.

Kamis, 05 Februari 2015

Professional Teacher is A Teacher Who Clever Magic



Sulap adalah seni pertunjukan yang di dalamnya terkandung trik sehingga membuat orang yang menyaksikannya terheran-heran dan terkagum-kagum. Sulap adalah keterampilan kecepatan tangan, manipulasi atau hasil kerja suatu peralatan yang dirancang khusus. Karena sulap merupakan suatu keterampilan, maka semua orang dapat mempelajarinya asalkan disiplin berlatih.

Apa manfaat sulap bagi guru? Ketika anak-anak berada pada kondisi otak mulai melemah, maka dengan mempertunjukkan sedikit trik sulap akan dapat menyegarkan kembali konsentrasi siswa memahami materi pelajaran. Benarkah dengan menguasai sulap seorang guru dapat dikatakan guru profesional? Jawabannya tentu tidak, sebab yang dimaksud guru profesional adalah guru yang cakap dalam menjalankan profesi sebagai guru, terampil merencanakan, meramu, dan mengembangkan materi pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan. Dengan demikian untuk menjadi guru profesional, tidak harus menjadi seorang Demian, Joe Sandi, atau Deddy Corbuzier.


Seorang guru yang mampu membangkitkan motivasi siswa, meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga mereka yang tadinya dicap sebagai siswa berkemampuan rendah (di bawah rata-rata) dapat berkembang menjadi siswa yang cerdas, sesungguhnya guru tersebut telah melakukan kemampuan yang mencengangkan seperti pesulap. Inilah yang berhasil dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya, PhD, pendiri Surya Institute.



Yohanes Surya yakin tidak ada anak Indonesia yang bodoh. Untuk membuktikan keyakinan tersebut, dia merekrut 27 anak Papua untuk digembleng di lembaga yang dipimpinnya. Dengan persetujuan sekolah, orang tua, serta Pemda setempat, 27 anak Papua dibawa ke Surya Institute, Tangerang. Mereka dipilih secara acak dari Kabupaten Tolikara, Waropen, Sorong Selatan, Lani Jaya, dan Wamena. Proses perekrutan tanpa seleksi dan sedapat mungkin yang terpilih adalah siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata.
Yohanes menyakini, bila metode pembelajaran diberikan dengan baik, anak-anak itu pun bisa menyerap pelajaran secara baik. Setelah sepuluh bulan mereka dididik menggunakan metode yang baik, anak-anak dari Papua tersebut semakin jago berhitung. Termasuk, memecahkan soal-soal tersulit sekelas olympiade. Hal tersebut tidak akan dapat tercapai jika mereka tidak dibina oleh guru profesional.


Apa yang dilakukan Yohanes seyogyanya menggugah mindset guru yang masih banyak menilai kemampuan anak dari persepsi pribadi. Tak jarang muncul vonis kontradiktif. Ketika prestasi belajar siswa rendah, guru mengklaim orang tua si anak kurang perhatian. Sementara di sisi lain, orang tua menilai sebagai kesalahan guru yang tidak mampu mengajar dengan baik. Celakanya, persoalan ini seringkali berakhir dengan vonis tidak naik kelas, sehingga menimbulkan malpraktik dibidang pendidikan.

Sudah saatnya guru belajar sulap ala Yohanes. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang baik, anak-anak yang berkemampuan rendah “disulap” menjadi anak yang hebat hanya dalam waktu yang relatif singkat. Sebagaimana trik sulap, keahlian guru profesional ini dapat dikuasai asal mau belajar, membuka diri, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan pendidikan. Selamat belajar!

Minggu, 01 Februari 2015

Karakter Magician

Karakter seorang pesulap sangatlah diperlukan dalam dunia entertainment. Dengan memiliki sebuah karakter, maka pesulap akan mudah diingat oleh penggemarnya dan memiliki faktor x untuk dinantikan.

Banyak dari para pesulap sangat memusingkan atau terlalu memperhatikan tentang nama panggung yang bakalan dipakainya saat melakukan sebuah mempertunjukkan sulap, dan agar dirinya dikenal secara luas. Padahal sebenarnya ada satu hal yang lebih penting dalam sebuah pertunjukan sulap, selain dari triknya itu sendiri, yaitu karakter.
Karakter adalah tampilan ciri khas atau watak anda diatas panggung atau bermain street magic. Sebenarnya persona itu sendiri tidak hanya ada di dalam dunia sulap saja, dunia seni lain seperti komedi dan penyanyi juga memiliki persona.

Karakter juga menjadi nilai tambah dalam permainan anda. Bahkan bisa menjadi ciri khas tersendiri dari trik anda.

Ada banyak karakter yang biasa ditampilkan oleh para pesulap...
Nah, berikut Pro Magic akan berikan beberapa contohnya yang mungkin anda bisa coba aplikasikan menjadi persona anda.

Karakter Sombong/Tengil
Bisa jadi ini adalah salah satu pesona favorit pilihan para pesulap. Hampir di semua jenis magic, mau itu mentalism ataupun ilusi, pasti ada persona ini..

Untuk pesulap dunia yang memiliki persona ini contohnya adalah Max Maven




Di Indonesia kita telah mengenal Deddy Corbuzier




Karakter Elegan
Karakter ini biasanya hanya ada di mentalism ataupun stage hypnosis, di jenis magic lain juga ada tapi sangat jarang

Pesulap dunia yang mempunyai persona ini contohnya adalah Derren Brown




Untuk Indonesia kita mengenal seorang Romy Rafael




Karakter KomediKarakter ini juga hampir sering ada dalam setiap jenis magic
Untuk pesulap dunia contohnya adalah duo Penn & Teller




Di Indonesia sendiri diantaranya adalah Uya Kuya




Karakter Cool
Karakter ini biasanya Cuma ada di jenis sulap ilusi
Untuk Pesulap Dunia, contohnya seperti Criss Angel




Sedangkan di Indonesia, ada nama-nama seperti Demian Aditya




Karakter Misterius
Karakter ini biasanya hanya ada di sulap jenis ilusi atau bizzare...
Untuk pesulap dunia, contohnya seperti Val Valentino atau Mask Magician




Di Indonesia sendiri, kita sangat mengenal nama seperti Limbad




Nah, itu tadi aneka karakter pesulap yang bisa anda aplikasikan saat anda ingin memainkan sulap. Sebenarnya masih banyak lagi persona yang sering ditampilkan oleh pesulap dunia maupun dalam negeri. Yang di tuliskan diatas hanyalah sebagian besarnya. Bisa saja anda bisa menciptakan karakter anda sendiri.

Tips dari Pro Magic untuk memilih persan anda ialah pilihlah persona yang anda ingin tampilkan sesuai dengan watak dan ciri khas anda dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan mempermudah dalam hal adaptasi dan orang-orang akan mudah mengenali karena memang itu persona asli dri dalam diri anda